Polman Negeri Babel Perkuat Kompetensi Dosen Melalui Workshop Teaching Factory (TEFA)
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) melalui Forum Group Discussion (FGD) kembali melaksanakan kegiatan penguatan mutu pembelajaran. Kali ini, kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Workshop Peningkatan Pembelajaran Berbasis Teaching Factory (TEFA) yang digelar, Sabtu (25/10/2025) di Hotel Novila.
Workshop ini menjadi bagian dari upaya kampus dalam menyelaraskan proses pembelajaran dengan kebutuhan industri terkini. Teaching Factory atau TEFA sendiri merupakan model pembelajaran yang menggabungkan konsep pendidikan dan produksi sehingga mahasiswa dapat belajar sekaligus berlatih secara langsung dengan standar industri.

Kegiatan diikuti oleh perwakilan dosen dari tiga jurusan utama Polman Babel Jurusan Rekayasa Mesin, Jurusan Elektro dan Industri Pertanian, serta Jurusan Informatika dan Bisnis. Masing-masing jurusan diharapkan dapat mengembangkan strategi pembelajaran berbasis proyek nyata sesuai karakteristik bidangnya.
Sebagai narasumber, Nunung Martina, S.T., M.Si., memberikan pemaparan menarik mengenai implementasi dan penguatan Teaching Factory di lingkungan pendidikan vokasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas jurusan untuk menghadirkan inovasi pembelajaran yang berdampak langsung pada peningkatan kompetensi mahasiswa," ucapnya.

Dalam pemaparannya, Nunung juga mengapresiasi semangat dan menilai Prodi Pertanian Presisi Polman Babel menghadirkan pendekatan baru yang unik dan berbeda dari sebelumnya.
“Ada hal baru dan sistem pembelajaran yang segar dari jurusan pertanian, ini menunjukkan semangat adaptif dosen dalam mengembangkan TEFA,” ujarnya.
Selain penyampaian materi, kegiatan juga diwarnai dengan sesi diskusi aktif antara peserta dan narasumber. Berbagai pertanyaan, saran, serta pengalaman lapangan dibagikan untuk memperkaya perspektif dalam penerapan TEFA di lingkungan kampus.
Wakil Direktur III Polman Babel, Eko Sulistyo, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para dosen dan kontribusi narasumber. Ia menyebut, workshop semacam ini menjadi wadah penting untuk saling belajar dan menemukan solusi dari tantangan pembelajaran vokasi masa kini.
“Dari kegiatan ini banyak masukan yang kami dapat, baik dari pertanyaan maupun tanggapan peserta. Terima kasih kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan mendalam dan membuka wawasan baru bagi kami semua,” ungkapnya.
Lanjut Eko, megutarakan penerapan Teaching Factory tidak hanya menuntut kesiapan infrastruktur, tetapi juga pola pikir inovatif dari seluruh civitas akademika. Oleh karena itu, hasil workshop ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam peningkatan kualitas pengajaran di Polman Babel," pungkasnya.
